Mitra Perempuan Women’s Crisis Centre di tahun 2007 telah memberikan bantuan dan layanan pendampingan kepada 283 orang perempuan dan anak yang mengalami kekerasan di samping mereka yang melanjutkan kasusnya dari tahun lalu. Terbanyak dari mereka yang mengakses layanan Mitra Perempuan WCC di Jakarta (71,38 %), sedangkan di Tangerang (18,02%) dan di Bogor (10,60%).
Tercatat bahwa mayoritas atau 87,32 % dari 284 kasus yang dilayani merupakan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dimana Pelaku kekerasan diantaranya adalah suami, mantan suami, orang tua/mertua, anak dan majikan. Kasus KDRT tetap mendominasi kasus Kekerasan terhadap perempuan yang terjadi dimana tahun sebelumnya 2006: 85,42% dari 336 kasus.
Sebagai implementasi dari Undang-Undang No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 2006 tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga; korban kejahatan KDRT telah mengakses dan memanfaatkan layanan Mitra Perempuan WCC yang dikelola oleh para Pekerja Sosial dan Relawan Pendamping yang terlatih.
Database kekerasan terhadap perempuan di Mitra Perempuan WCC menunjukan bahwa profil Pelaku dan Korban beragam latar belakang status sosial, ekonomi, usia, etnis dan agamanya.
- 82,75% dari perempuan yang datang ke Mitra Perempuan WCC telah mengalami kekerasan yang dilakukan oleh suami dan mantan suaminya.
- 9 dari 10 perempuan yang datang ke Mitra Perempuan WCC ternyata telah mengalami lebih dari 1 jenis diantara kekerasan fisik, psikis, seksual & penelantaran ekonomi.
- 9 dari 10 perempuan mengalami dampak kekerasan secara psikis yang terkait dengan mental health di samping kesehatan reproduksinya (13,12%).
- 3,53% perempuan yang mengalami kekerasan adalah anak-anak (18 tahun ke bawah).
- 33,10.% perempuan yang datang ke Mitra Perempuan WCC sebelumnya telah mendatangi pelayanan kesehatan dan pelayanan hukum yang tersedia.
- 21,55% perempuan yang menghubungi Hotline Mitra Perempuan WCC merupakan rujukan dari Layanan lainnya. Sedangkan 21,91% dari mereka mengakui telah memperoleh informasi dari media massa dan 8,13% dari publikasi & pendidikan publik Mitra Perempuan. ***